Matematika menjadi pelajaran yang mendasar dalam kurikulum sekolah di mana pun, di dunia, termasuk juga di Indonesia. Dasar dari ilmu matematika adalah operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Tidak dapat dipungkiri jika matematika menjadi ‘momok’ yang menakutkan bagi sebagian orang. Terlepas dari kemampuan dasar ‘bawaan lahir’—yang memang setiap anak dilahirkan dengan keunikan, kemampuan yang condong ke sains atau verbal, tetapi matematika adalah hal yang bisa dipelajari.
Bagi orang tua yang memiliki putra putri masih kecil, ada baiknya pupuk kemampuan anak tentang matematika sejak dini, agar tidak phobia matematika. Satu cara yang bisa dilakukan untuk melatih anak suka berhitung dari kecil adalah dengan mengkursuskan sempoa. Pasalnya, sempoa menjadi salah satu jurus memotivasi anak belajar matematika.
Dengan mempelajari ilmu dasar matematika melalui sempoa, anak akan menjadi terbiasa mengenal angka. Sehingga anak tidak akan memiliki rasa phobia kepada angka lebih-lebih kepada pelajaran matematika.
Berbeda dengan cara belajar berhitung lain yang njlimet, sempoa adalah sebuah alat hitung yang menyenangkan. Secara fisik, alat hitung sempoa berbentuk manik-manik dari kayu. Namun, saat ini banyak pula dijumpai manik-manik dari plastik. Tampilannya yang seperti mainan, membuat anak-anak tertarik dan lebih antusias belajar. Dengan sempoa ini anak-anak dilatih berhitung : penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian dengan menggeser manik-manik pada sebuah batang.
Apabila telah mahir dan terbiasa, anak-anak bahkan bisa menghitung secara ‘imajinasi’. Si kecil bisa berhitung seolah-olah menggunakan alat tadi, meski secara fisik ia tak sedang memegang alat hitung sempoa. Sempoa Kreatif sendiri terus mengembangkan teknik berhitung cepat dengan sempoa bayangan. Harapannya, anak nantinya akan bisa berhitung cepat tanpa bergantung lagi pada sempoa secara fisik. (y.hd)